Ritual Unik Tibet: Persembahan Asap Dzamling Chisang di Biara Indonesia

2023-07-03

Persembahan Asap Dzamling Chisang
Persembahan Asap Dzamling Chisang

Dzamling Chisang merupakan perayaan persembahan asap (sang-pūjā) universal yang rutin dirayakan di Tibet. Perayaan ini di Indonesia juga dikenal dengan Hari Doa Sedunia dan juga Festival Dupa Sedunia.

Persembahan ini cukup unik. Jika kebanyakan orang membayangkan bahwa persembahan selalu identik dengan buah-buahan, makanan, bunga, dan minuman; maka di Dzamling Chisang, persembahan yang ditekankan adalah persembahan asap.

Perayaan Dzamling Chisang

Puja dalam Rangka Memperingati Dzamling Chisang

Persembahan asap (sang-pūjā) sendiri merupakan salah satu tradisi yang berkembang di Tibet. Kata ‘sang’ dalam bahasa Tibet, selain berarti asap, juga bisa berarti menghilangkan, membersihkan, mengambil, dan membangunkan. 

Dengan demikian, makna sejati dari persembahan asap bukanlah sekedar mempersembahkan asap wangi, namun juga melakukan praktik purifikasi.

Sejarah Perayaan Dzamling Chisang

Puja dalam rangka Memperingati Dzamling Chisang

Puja dalam Rangka Memperingati Dzamling Chisang

Perayaan Dzamling Chisang di Tibet dilaksanakan untuk memperingati pendirian biara Buddhis pertama di Tibet yang dibangun oleh Acharya Santarakshita dan Padmasambhawa; serta disokong oleh raja Tibet saat itu, Trisong Detsen. 

Dzamling Chisang sendiri pertama kali dirayakan tepat setelah biara pertama ini didirikan, di mana raja beserta rakyat Tibet saat itu melakukan persembahan puja dan asap kepada para dewa yang turut membantu pembangunan biara Buddhis tersebut. Perayaan ini pun selanjutnya menjadi tradisi yang dilangsungkan hingga saat ini.

Kapan Dzamling Chisang Dirayakan?

Perayaan Dzamling Chisang sendiri diperingati setiap tanggal ke-15 bulan 5 penanggalan Tibet. Di tahun ini sendiri, perayaan ini jatuh pada tanggal 3 Juli 2023.

Pentingnya Perayaan Dzamling Chisang

Perlu diketahui bahwa pendirian biara pertama di Tibet ini merupakan momen penting bagi penyebaran Buddhadharma dan diteruskannya tradisi Biara Universitas Nalanda di Tibet. 

Oleh karena itu, peringatan Dzamling Chisang merupakan peringatan yang sangat penting yang menandai kelangsungan tradisi intelektual Biara Universitas Nalanda yang terjaga hingga hari ini.

Dzamling Chisang dan Replika Nalanda di Indonesia

Makna Perayaan Dzamling Chisang di Indonesia

Substansi Persembahan Dzamling Chisang

Dzamling Chisang juga dirayakan di Indonesia. Bukan sekedar meneruskan tradisi peringatan berdirinya biara pertama di Tibet, melainkan bangsa Indonesia memang memiliki alasan yang sama kuatnya untuk merayakan Dzamling Chisang.

Pasalnya, Bangsa Indonesia sendiri mempunyai karma bajik yang sangat besar sehingga di negara yang mayoritas penduduknya bukanlah umat Buddhis ini, telah berdiri suatu biara Buddhis pertama yang mewarisi tradisi intelektual dan spiritual Nalanda, yakni Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling atau dikenal dengan nama lain Biara Indonesia Tuṣita Vivaraṇācaraṇa Vijayāśraya.

Biara ini bahkan dipercaya menjadi biara Sutra dan Tantra pertama yang mempelajari Tahapan Jalan Menuju Pencerahan (Lamrim) di Asia Tenggara.

Selain itu, jika silsilah ajaran ini dilacak, maka biara ini juga mempunyai silsilah yang berasal dari seorang guru besar Buddhis zaman kerajaan Sriwijaya, yakni Guru Swarnadwipa. 

Peringatan Dzamling Chisang di Biara

Dalam rangka memperingati Dzamling Chisang, Para praktisi di Biara ini sendiri juga senantiasa melakukan persembahan asap untuk mempurifikasi berbagai penghalang yang ada bagi perkembangan ajaran Buddhadharma dan kesejahteraan bangsa Indonesia. 

Perayaan Dzamling Chisang ini sendiri dilakukan di puncak tertinggi di biara yang juga merupakan bangunan pertama yang didirikan di kompleks monastik ini, yakni di Tugu Je Rinpoche. Beberapa dokumentasi perayaan Dzamling Chisang di Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling bisa dilihat di sini

Setelah membaca sejarah dan pentingnya perayaan dari Dzamling Chisang ini, apakah kamu semakin termotivasi untuk ikut merayakannya?

Disarikan dari berbagai sumber:
https://www.facebook.com/kcimonastery/ 
www.samyeinstitute.org 
www.lotsawahouse.org


Share: