Guru Dagpo Rinpoche
Dikenali oleh Y.M.S. Dalai Lama XIII sebagai kelahiran kembali dari Guru Dagpo Lama Rinpoche Jampel Lhundrup. Pada kehidupan lampau, Beliau juga adalah Suwarnadwipa Dharmakirti, pemegang silsilah instruksi batin pencerahan (Bodhicitta) keturunan Dinasti Shailendra di Nusantara pada abad X Masehi.
Pada tahun 1960, Guru Rinpoche diundang ke Perancis untuk mengajarkan bahasa dan kebudayaan Tibet di School of Oriental Studies di Paris. Hingga saat ini, Rinpoche menetap di Perancis dan mendirikan pusat Dharma yang telah tersebar di berbagai kota di berbagai negara seperti Perancis, Belanda, Malaysia, dan Indonesia.
Guru Dagpo Rinpoche pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1989. Sejak saat itu hingga sekarang, Beliau hampir setiap tahun datang ke Indonesia guna mengembalikan Buddhadharma Nusantara kepada orang Indonesia.
Y.M. Biksu Bhadra Ruci
Sebagai pencetus dan pendiri KCI, Y.M. Biksu Bhadra Ruci Sthavira telah berkecimpung dalam pembinaan generasi muda sejak tahun 2001 dan bahkan jauh sebelumnya. Kebaikan hati dan keseriusan beliau telah menyalakan dan mempertahankan semangat murid-muridnya hingga kini KCI menjadi institusi yang siap melestarikan Sutra dan Tantra.
Beliau merupakan pakar di bidang Buddhisme Indonesia, candi-candi Buddhis, arkeologi dan budaya Tionghoa. Beliau pun berpartisipasi dalam berbagai seminar tentang hal-hal tersebut, baik di tingkat nasional ataupun internasional.
Saat ini Beliau menjabat sebagai Sekretaris Jendral Konferensi Agung Sangha Indonesia (KASI) dan Kepala Biara Indonesia Tusita Vivaranacarana Vijayasraya.
Guru Penahbis
Y.M.S. Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso
Yang Maha Suci Dalai Lama XIV Tenzin Gyatso adalah pemimpin spiritual rakyat Tibet, pemimpin politik pemerintahan Tibet dalam pengasingan (hingga tahun 2011), guru besar Buddhisme Tibet, kepala biara, penerima hadiah nobel perdamaian, dan masih banyak lagi gelar yang Beliau miliki. Namun, Y.M.S. Dalai Lama lebih sering menyebut dirinya sendiri sebagai seorang biksu Buddhis biasa. Terlepas dari bagaimana Beliau ‘menyederhanakan’ kualitas dirinya sendiri, Beliau adalah panutan ideal umat Buddha, awam maupun monastik, akan sebuah kesederhanaan dan kedisiplinan hidup seorang pertapa, contoh hidup welas asih universal untuk semua makhluk, dan manifestasi kedalaman praktik spiritual.
Sebagai seorang Guru Besar Buddhadharma, wawasan Beliau ibarat ensiklopedia dengan keterbukaan terhadap perkembangan dunia modern. Sejak pertengahan tahun 1980-an, Beliau memulai dialog multidisiplin dengan para ilmuwan yang menginisiasi sebuah kolaborasi unik modern-tradisional dalam rangka membantu seseorang memperoleh kebahagiaan dalam batinnya.
Sebagai pemimpin politik (sekarang telah pensiun), Y.M.S. Dalai Lama XIV menakjubkan dunia dengan pendekatan politik Beliau demi kebebasan rakyat Tibet. Walau berhadapan dengan pemerintah Republik Rakyat Cina yang agresif dan luar-biasa brutal, Beliau tetap setia pada Buddhadharma, nilai kemanusiaan, dan non-kekerasan. Nobel Perdamaian tahun 1989 yang dianugerahkan kepada Beliau merupakan wujud pengakuan dunia terhadap perjuangannya ini. Beliau juga terus mempromosikan toleransi antar agama, dialog, dan demokratisasi selama pemerintahannya dalam pengungsian.
Y.M.S. Dalai Lama XIV sekarang menetap di Dharamsala, India. Beliau masih aktif dalam studi-kontemplasi-meditasi, menahbiskan biarawan, mengajar, serta berdialog lintas agama, ilmu, dan keyakinan di seluruh dunia.
Y.M. Drepung Tripa Trisur Lobsang Tenpa Rinpoche
Yang Mulia Drepung Tripa Trisur Lobsang Tenpa Rinpoche adalah pemangku takhta Biara Drepung, satu dari tiga biara utama tadisi Gelug. Beliau lahir pada tahun 1938 di Provinsi Amdo, Tibet. Beliau menjalani kehidupan monastik sejak usia 11 tahun di biara Taktsang Lhamo. Pada usia 18 tahun, Beliau pergi ke selatan Lhasa dan bergabung dengan Biara Drepung Gomang.
Pada tahun 1959, beliau melarikan diri dari Tibet mengikuti Y.M.S. Dalai Lama XIV ke India ketika Tiongkok melakukan invasi terhadap Tibet dan menetap di kemah transit selama 10 tahun. Pada tahun 1970, Beliau memasuki Universitas Central Institute of Higher Studies di Varanasi dan mendapatkan gelar Acharya dengan hasil yang sempurna. Pada tahun 1973, Neliau kembali ke Biara Drepung Gomang untuk mempelajari Abhidharma dan Vinaya, lalu lulus ujian geshe (setara doktoral) dengan posisi pertama mengungguli semua peserta dari ketiga biara besar.
Khensur Rinpoche dipilih oleh Y.M.S. Dalai Lama XIV untuk menjadi kepala biara pada tahun 1989. Beliau telah membabarkan Dharma di Tibet, Rusia, Mongolia, dan beberapa negara Eropa. Beliau juga berkunjung ke Indonesia untuk mengajar Sangha Kadam Choeling Indonesia sekaligus memberikan penahbisan.
Y.M. Geshe Yonten Gyatso
Yang Mulia Geshe Yonten Gyatso lahir di Provinsi Amdo, Tibet, pada tahun 1932. Pada usia 7 tahun, Beliau memasuki Biara Bura Ngonpotang di Bura. Menjelang usia 17 tahun, Beliau melanjutkan studi fislafat Buddhis di Universitas Monastik Labrang Trashi Kyil, Provinsi Amdo. Pada tahun 1954, Beliau bergabung dengan Biara Universitas Drepung Gomang di Lhasadan belajar di bawah guru besar asal Mongolia, Geshe Ngawang Nyima.
Setelah mengajar sekian lama di Biara Trashi Kyil, pada tahun 1995, Beliau diundang ke Biara Drepung Gomang di Mundgod, India Selatan dan menetap di sana untuk mengajar. Beliau juga telah diundang ke mancanegara untuk mengajarkan Buddhadharma, di antaranya di Prancis, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Indonesia.