Kehidupan Sangha KCI di Biara dicurahkan sepenuhnya untuk mempelajari, merenungkan, dan memeditasikan Buddhadharma guna meraih penerangan sempurna demi mengakhiri penderitaan semua makhluk. Praktik ini didukung dengan praktik purifikasi untuk menyingkirkan halangan serta pengumpulan kebajikan yang menjadi sumber kekuatan. Selain itu, anggota Sangha monastik juga melakukan kegiatan-kegiatan khusus untuk mendukung pelestarian dan pengembangan Dharma di Nusantara.
Belajar, Merenung, dan Meditasi
-
Kelas Filsafat
Kelas filsafat Buddhis berdasarkan 5 Risalah Agung dibimbing oleh Y.M. Geshe Lobsang Palbar dari Biara Dagpo Shedrupling. Saat ini, angkatan pertama kelas ini telah mencapai topik Madhyamaka (Jalan Tengah) sementara angkatan kedua telah mencapai topik Pramana (Logika).
Selain pembelajaran tekstual, pemahaman setiap anggota Sangha dipertajam melalui debat dialektika, metode pembelajaran khas Tradisi Nalanda yang bertujuan untuk melatih logika berpikir dan memperkokoh keyakinan.
-
Kelas Lamrim
Selain mempelajari filsafat Buddhis, anggota Sangha KCI juga dibimbing setahap demi setahap untuk mempelajari, merenungkan, dan memeditasikan Lamrim atau Tahapan Jalan Menuju Pencerahan.
-
Penyunyian
Sangha KCI menjalani penyunyian atau retret secara berkala guna merenungkan dan memeditasikan Lamrim secara intensif sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggota. Aktivitas ini bisa dilakukan secara mandiri atau dalam kelompok kecil.
Purifikasi & Pengumpulan Kebajikan
-
6 Praktik Pendahuluan
Praktik purifikasi & pengumpulan kebajikan yang bersumber dari Guru Suwarnadwipa Dharmakirti, ampuh untuk mengubah aktivitas sepanjang hari menjadi aktivitas bajik. Praktik ini biasa dilakukan di pagi hari di Aula Maha Karuna Sri Phrabha Gumelar.
-
Agnihotra (Puja Api)
Praktik pemurnian kesalahan dan pelanggaran dengan medium api dalam Tradisi Vajrayana.
-
Kangso
Praktik menghaturkan persembahan kepada Istadewata & pemulihan kesalahan atau pelanggaran, biasanya diiringi dengan persembahan Ganacakra (persembahan dalam jumlah besar).
-
Menggulung Mantra
Mantra bajik yang memuji nama-nama Buddha tidak hanya bermanfaat saat dilafalkan, tapi juga dapat dicetak, digulung, dan digunakan untuk mengisi rupang atau stupa.
-
Membuat Tsa-Tsa
Membuat citra Buddha merupakan salah satu bentuk praktik purifikasi dan pengumpulan kebajikan yang sangat ampuh. Tsa-tsa sendiri merupakan kerajinan Buddhis yang sudah ada di Nusantara sejak peradaban Hindu-Buddha dahulu kala dan bisa berbentuk Buddha, Bodhisatwa, maupun stupa. Di Biara, tsa-tsa dibuat dari bahan gipsum dan disimpan di rumah tsa-tsa di lahan Biara.
Pelestarian & Pengembangan Dharma
-
Menerjemahkan Teks Dharma
Sebagian besar kitab Dharma hanya tersedia dalam bahasa asing, baik itu bahasa Inggris, Mandarin, Tibet, dan bahkan bahasa Sansekerta. Para penerjemah ibarat mata dunia yang memungkinkan kita memahami ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab tersebut.
Beberapa anggota Sangha monastik yang memiliki keahlian di bidang bahasa, aktif menerjemahkan berbagai teks Dharma, mulai dari buku hingga doa-doa, agar dapat digunakan secara luas di Indonesia.
-
Mengajarkan Dharma
Meski tinggal jauh dari peradaban, anggota Sangha KCI kerap kali diundang untuk memberikan pengajaran Dharma ke wihara dan komunitas Buddhis di Indonesia. Dengan memenuhi undangan ini, Sangha KCI dapat membagikan Dharma yang telah mereka realisasikan sekaligus memperkokoh pemahaman mereka sendiri.
-
Melakukan Kegiatan Sosial
Sebagai penghuni tetap Biara, Sangha KCI tentunya tetap menjalin silaturahmi dengan warga setempat. Ketika keadaan dan waktu memungkinkan, perwakilan Sangha KCI berpartisipasi dalam kegiatan sosial bersama warga Desa Sumberoto guna menjalin keakraban dan keharmonisan antaragama dan kelompok di kawasan Biara.