PUNYASANCITA: Purvangama - Mandala

2024-08-27

PUNYASANCITA: Purvangama - Mandala

Setiap orang pasti menghadapi tantangan dalam hidup, dan ini adalah kenyataan yang tak bisa dibantah. Mungkin kita cenderung berdalih, "Masalah ini hanya karena aku miskin." Namun, bahkan mereka yang tampaknya sangat kaya pun memiliki tantangan, baik dalam hubungan, spiritualitas, atau kesehatan mental seperti kehilangan rasa percaya diri akibat ketakutan akan pengkhianatan. Mungkin kita berpikir masalah tersebut muncul karena mereka tidak mempraktikkan Dharma. Namun, siapa yang mengatakan bahwa praktisi Dharma bebas dari tantangan? Bahkan, sebelum mencapai pencerahan, seseorang bisa menghadapi berbagai masalah, seperti Pangeran Siddharta yang diserang oleh segerombolan mara sebelum mencapai Kebuddhaan.

Masalah pada dasarnya merupakan manifestasi dari halangan yang disebabkan oleh karma buruk di masa lalu. Selama kita belum mencapai pencerahan, kita akan terus menghadapi berbagai tantangan, baik yang timbul dari dalam diri kita sendiri seperti kebodohan, kemalasan, dan keragu-raguan, maupun dari luar seperti bencana alam, perlakuan buruk dari orang lain, atau kecelakaan. Semua tantangan ini adalah akibat dari ketidakbajikan kita dan akan terus ada hingga kita mencapai pencerahan.

Namun, kabar baiknya adalah kita masih bisa mencegah benih ketidakbajikan ini berkembang menjadi masalah besar dalam hidup kita. Karena setelah benih itu berbuah, bahkan seorang arahat pun tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Jadi, bagaimana caranya?

Pūrvaṅgama (Tib. Ngondro) adalah praktik mendalam bagi mereka yang ingin mempersiapkan diri secara serius dalam menapaki jalan Dharma dan mencapai pencerahan. Praktik Pūrvaṅgama bertujuan untuk menghilangkan berbagai halangan yang menghambat pencapaian tujuan kita. Dengan menghilangkan halangan-halangan ini, kita akan lebih mudah menjalani tindakan bajik yang membawa kebahagiaan besar. Salah satu praktik Pūrvaṅgama yang terbukti efektif dalam mengatasi berbagai halangan adalah praktik Mandala.


Tentang Persembahan Mandala

Praktik Mandala adalah salah satu teknik dalam tradisi Buddhisme, khususnya dalam Vajrayana, yang mana praktisi mempersembahkan alam semesta dalam konsep kosmologi Buddhis. Persembahan ini akan dengan cepat mengumpulkan kebajikan yang besar.

Pada dasarnya, terdapat dua cara dalam memahami mandala. Yang pertama secara eksternal yakni memahami mandala sebagai simbol kosmos atau gambaran alam semesta yang kita persembahkan. Sedangkan yang kedua adalah secara internal yang memahami mandala sebagai pembimbing atau petunjuk arah dalam meditasi. 

Dalam praktik persembahan Mandala, kita hanya cukup fokus dengan memahaminya secara eksternal sebagai keseluruhan alam semesta yang kita persembahkan kepada Buddha.

Apa saja yang terkandung dalam persembahan Mandala?

Dalam mempersembahkan Mandala, kita membayangkan sedang mempersembahkan alam semesta dan seisinya: bumi yang diurapi minyak wangi dan bertabur bunga, Gunung Meru, empat benua dan 8 anak benua, matahari dan bulan dibayangkan sebagai tanah para Buddha. Dalam mempersembahkan, kita juga bisa visualisasikan pada Mandala berupa barang-barang ataupun orang-orang yang kepada mereka kita merasa melekat dan juga benci. Kita juga bisa membayangkan semua objek ketidaktahuan kita baik tentang Dharma ataupun pengetahuan lainnya. Semua visualisasi ini kita persembahkan kepada Triratna atau Ladang Kebajikan dan memohon berkah dari mereka agar tiga racun batin yakni kemelekatan, kebencian, dan ketidaktahuan segera berkurang dan hilang agar kita tidak terus menambah karma buruk yang bikin kita semakin menderita ke depannya. 

Praktik Persembahan Mandala sangat ditekankan oleh para guru besar karena manfaatnya untuk menghimpun karma bajik yang besar dengan cepat. Terdapat banyak kisah mengenai manfaat mempersembahkan Mandala untuk menghilangkan berbagai halangan. Salah satu yang terkenal adalah kisah persembahan Mandala dari Guru Je Tsongkhapa.

Buku yang bisa dipelajari: 

Permata Hati bagi yang Beruntung dan Persembahan Mandala

Kisah Ketekunan Guru Je Tsongkhapa dalam Mempersembahkan Mandala

Guru Je Tsongkhapa sangat terkenal tekun mempraktikkan persembahan Mandala. Tercatat setidaknya lebih dari satu juta kali beliau mempersembahkan Mandala. Dengan mempersembahkan Mandala, Beliau pun dapat terbantu usahanya dalam merealisasikan langsung secara mendalam tentang kesunyataan. Guru Je Tsongkhapa sendiri melakukan persembahan Mandala dengan menggunakan batu besar yang rata dan batu-batu kerikil. Banyaknya persembahan yang dilakukan oleh Guru Je Tsongkhapa sampai membuat batu tersebut halus dan tangan Beliau pun juga turut terluka.

Guru Je Tsongkhapa sendiri adalah seorang biksu cendekiawan sekaligus seorang yogi agung Tibet. Beliau memurnikan kembali kedua aspek ajaran Buddha di Tibet, Sutrayana dan Tantrayana, yang sekali lagi mengalami kemerosotan, setelah empat abad sebelumnya dimurnikan oleh Yang Mulia Atisha. Beliau dipercaya mampu berkomunikasi secara langsung dengan Buddha Manjusri yang memberi Beliau banyak ajaran dan instruksi. Sebagai seorang yogi beliau juga senantiasa bertapa serta melakukan berbagai praktik purifikasi dan penghimpunan kebajikan seperti 3.500.000 kali namaskara panjang, 10.000.000 persembahan mandala, dan tak terhitung pelafalan mantra Vajrasattva, dan praktik-praktik lainnya.

Sekarang, kamu juga bisa turut mencoba membuktikan keampuhan persembahan Mandala dengan mengikuti program pengumpulan kebajikan dan purifikasi intensif Pūrvaṅgama di Biara Indonesia Tuṣita Vivaraṇācaraṇa Vijayāśraya.

Tentang Punya Sancita

Punya Sancita merupakan program pengumpulan kebajikan dan purifikasi intensif di Biara. Program ini terbuka untuk semua orang yang membutuhkan keadaan yang kondusif untuk berjuang mengembangkan batin.

Waktu kegiatan: dibuka sepanjang tahun (minimal 1 minggu)

Biaya keikutsertaan:

  1. Biaya dasar
    1. Umum (bukan anggota SAyS):  Rp200.000,-/hari
    2. Anggota SAyS: Rp150.000,-/hari
    3. Pengajuan Subsidi (khusus anggota SAyS)

Biaya ini mencakup: akomodasi, konsumsi 3x/hari, laundry, operasional Puṇya Sañcita, donasi biara, subsidi untuk peserta yang membutuhkan.

  1. Biaya bahan: –

*Apabila mengalami kesulitan biaya, anggota SAyS dapat mengajukan subsidi.
**Biaya tidak termasuk transportasi dari kota asal ke Biara.

Daftar Punya Sancita disini

Informasi lebih lanjut, hubungi: Sandry (+62 831-9810-7269)

adwal Kegiatan*:

Waktu    

Kegiatan

06.00-07.00

Puja pagi

07.00-08.00

Sesi 1 (1 jam)

08.00-09.00

Sarapan

09.00-11.00

Sesi 2 (2 jam)

11.00-14.00

Makan siang

14.00-17.00

Sesi 3 (3 jam)

17.00-18.00

Puja sore

18.00-19.00

Makan Malam

19.00-21.00

Sesi 4 (2 jam)

 

Estimasi Pūrvaṅgama Mandala:
Per jam
1 jam = 400 kali

Per hari
1 hari = 8 jam pengumpulan kebajikan
1 hari = 400 kali x 8 jam = 3.200 kali

Per minggu
1 minggu = 3.200 kali x 7 hari = 22.400 kali

Total waktu yang dibutuhkan = 100.000 / 22.400 = 4.5 minggu = 1 bulan

 


Share :