Semua orang hidup dengan masalah. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dibantah siapa pun. Mungkin kita akan berkelit, “Tidak juga, masalah ini terjadi karena aku miskin saja.” Tapi nyatanya, bagi orang yang terlihat sangat kaya pun, dia juga punya masalahnya sendiri entah di bidang percintaan, spiritual, atau bahkan masalah mental seperti hilangnya rasa percaya karena takut dikhianati. Mungkin kita berpikir masalah itu karena orang kaya itu tidak belajar Dharma. Tapi siapa yang bilang praktisi Dharma kebal dari masalah? Bahkan sesaat sebelum mencapai pencerahan sekali pun, masalah yang banyak justru datang seperti kisah bagaimana Pangeran Siddharta pun diserang oleh segerombolan mara sebelum mencapai Kebuddhaan.
Masalah sendiri pada dasarnya hanyalah penampilan luar dari apa yang kita sebut sebagai ‘halangan’ yang dihasilkan oleh karma buruk di masa lalu. Selama kita belum mencapai pencerahan, kita akan terus mendapatkan berbagai masalah baik yang berasal dari internal diri kita seperti kebodohan, kemalasan, hingga keragu-raguan; atau pun masalah dari luar seperti bencana alam, disakiti orang lain, kecelakaan, dan lain sebagainnya. Semua masalah ini adalah buah dari ketidakbajikan kita dan akan senantiasa berbuah sampai kita mencapai pencerahan.
Namun kabar baiknya, kita masih bisa menghilangkan benih dari ketidakbajikan tersebut sebelum ia berbuah menjadi masalah besar dalam hidup kita. Karena jika sudah berbuah, bahkan seorang arahat pun tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi bagaimana caranya?
Pūrvaṅgama (Tib. Ngondro) merupakan praktik ekstensif bagi semua orang yang ingin mempersiapkan diri untuk serius menapaki jalan Dharma dan mencapai pencerahan. Praktik Pūrvaṅgama memfokuskan kita untuk menghilangkan semua halangan yang dapat mengganggu kita mencapai segala hal yang kita inginkan. Dengan hilangnya halangan, kita akan semakin mudah melakukan aktivitas bajik yang akan mendatangkan kebahagiaan yang besar. Salah satu praktik Pūrvaṅgama yang terbukti mampu menghilangkan berbagai halangan adalah praktik Purifikasi 35 Buddha dengan 100.000 Namaskara.
Praktik Purifikasi 35 Buddha berasal dari Trīskhandhadharmasūtra atau Sutra Tiga Himpunan. Sutra ini memuat latihan purifikasi yang lengkap karena mencakup 4 kekuatan yang dapat menetralkan karma buruk kita, yakni kekuatan penyesalan, kekuatan penawar kesalahan, kekuatan menahan diri, dan kekuatan basis atau perlindungan.
Secara singkat, ketika kita ingin menghilangkan halangan dalam hidup kita, kita harus menghilangkan penyebabnya yakni karma buruk yang telah kita lakukan. Sebagian dari karma buruk tersebut sudah berbuah bahkan sejak kita lahir, sedangkan sebagian karma buruk menunggu kondisi tertentu agar ia berbuah. Jika kita ingin menghilangkan ini semua, maka harus mulai dengan membangkitkan rasa penyesalan yang luar biasa pada semua jenis karma buruk yang ada.
Buku yang bisa dipelajari:
Jika hidupku tinggal sehari
Empat Kekuatan Penawar
Namun penyesalan sendiri barulah permulaan. Kekuatan berikutnya adalah kekuatan penawar pada kesalahan yang dapat melawan akibat dari karma buruk. Penawar ini adalah melafalkan Sutra, merenungkan kesunyataan, melafalkan mantra, membuat gambar Buddha, memberikan persembahan pada para Buddha, dan melafalkan nama-nama Buddha. Keenam penawar ini dapat secara cepat menghasilkan karma bajik besar yang dapat mengurangi kekuatan karma buruk kita. Selain itu, kita juga bisa melakukan aktivitas kebajikan lain yang diarahkan untuk menetralkan kekuatan karma buruk.
Meski begitu, penyesalan dan penawar tidaklah berguna jika seseorang masih terus melakukan kesalahan yang sama. Oleh karena itu, kekuatan ketiga yang juga penting adalah tekad untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Dengan demikian, kita baru menutup sumber munculnya karma buruk.
Kemudian kekuatan terakhir adalah basis atau mengambil perlindungan kepada objek yang tepat dan membangkitkan bodhicitta. Tanpa mengetahui objek perlindungan yang tepat, kita akan kembali memiliki pandangan salah yang membuat kita melakukan karma buruk. Dengan hadirnya batin bodhicitta itu sendiri, setiap perbuatan baik yang kita lakukan, sekali pun itu kecil, akan berlipat ganda dengan besar karena tujuan utama kita adalah membahagiakan semua makhluk.
Keempat kekuatan ini hadir dalam Praktik Purifikasi pada 35 Buddha. Dengan demikian, praktik ini sudah mencakup semua hal yang kita perlukan untuk membersihkan diri dari halangan dan mengumpulkan karma bajik yang besar dengan cepat.
Cara Singkat Melakukan Namaskara Kepada 35 Buddha
Selain bernamaskara kepada 35 Buddha, dalam praktik ini kita terlebih dahulu harus memvisualisasikan ke-35 Buddha tersebut. Visualisasi ini harus dilakukan dengan benar-benar membayangkan bahwa ke-35 Buddha ini hadir semua di hadapan kita. Secara lebih detail, ke-35 Buddha ini terbagi menjadi 5 kelompok di mana 4 kelompok terdapat 7 Buddha dan 1 kelompok terdapat 6 Buddha yang mana di tengah-tengah 5 kelompok ini terdapat guru kita, Buddha Śākyamuni yang berwarna emas. Sedangkan 1 kelompok dengan 6 Buddha berwarna putih. Kemudian sisa 4 kelompok berikutnya berwarna kuning, merah, hijau, dan biru. Setiap Buddha dari 35 Buddha ini sendiri mempunyai posisi mudra masing-masing. Semakin jelas kita memvisualisasikan mereka, maka akan semakin besar manfaat yang bisa kita rasakan.
Setelah mengetahui besarnya manfaat dari melakukan namaskara terhadap 35 Buddha, sekarang kamu bisa berpartisipasi mengikuti program pengumpulan kebajikan dan purifikasi Namaskara kepada 35 Buddha secara intensif dalam program Punyasancita Pūrvaṅgama di Biara Indonesia Tuṣita Vivaraṇācaraṇa Vijayāśraya.
Punya Sancita merupakan program pengumpulan kebajikan dan purifikasi intensif di Biara. Program ini terbuka untuk semua orang yang membutuhkan keadaan yang kondusif untuk berjuang mengembangkan batin.
Waktu kegiatan: dibuka sepanjang tahun (minimal 1 minggu)
Biaya keikutsertaan:
Biaya ini mencakup: akomodasi, konsumsi 3x/hari, laundry, operasional Puṇya Sañcita, donasi biara, subsidi untuk peserta yang membutuhkan.
*Apabila mengalami kesulitan biaya, anggota SAyS dapat mengajukan subsidi.
**Biaya tidak termasuk transportasi dari kota asal ke Biara.
Informasi lebih lanjut, hubungi: Sandry (+62 831-9810-7269)
Jadwal Kegiatan*:
Waktu |
Kegiatan |
06.00-07.00 |
Puja pagi |
07.00-08.00 |
Sesi 1 (1 jam) |
08.00-09.00 |
Sarapan |
09.00-11.00 |
Sesi 2 (2 jam) |
11.00-14.00 |
Makan siang |
14.00-17.00 |
Sesi 3 (3 jam) |
17.00-18.00 |
Puja sore |
18.00-19.00 |
Makan Malam |
19.00-20.00 |
Sesi 4 (1 jam) |
Estimasi Pūrvaṅgama Namaskara:
1 hari = 3 sesi (2-3 jam/sesi)
1 jam = mengumpulkan 200x namaskara
1 hari 3 sesi dengan total durasi 7 jam
1 sesi akan mengumpulkan 400-600 namaskara
1 hari = 3 sesi = 7 jam x 200 = 1400 namaskara