Sebagian besar dari kita mungkin banyak yang menganggap bahwa ritual-ritual tertentu yang dilakukan untuk meminta berkah adalah kegiatan yang tidak masuk akal. Padahal di dalam ritual itu terdapat berbagai simbol yang mewakili bahasa manusia sebagai bentuk komunikasi dengan alam. Bentuk komunikasi yang menggunakan simbol ini ditujukan agar energi kita bisa sejalan dengan energi alam.
Salah satu bentuk ritual mungkin cukup kita kenal adalah ritual padi yang berkaitan dengan sosok Dewi Sri. Dalam ritual ini, barang-barang yang dipersembahkan dan tindakan yang dilakukan adalah simbol yang memiliki makna khusus. Setiap tahapan ritual dilengkapi dengan sarana mantra dan sarana pelengkap ritual. Tahapan ritual yang dilakukan bukan sekadar pamer aksi saja, tetapi mengandung makna bernilai budaya yang bisa dijadikan sebagai tuntunan hidup dan berperilaku terhadap sesama makhluk agar terjadi keseimbangan hidup yang baik.
Pada tanggal 17 Januari 2020 telah dilaksanakan Ritual Padi untuk meminta berkah kepada Dewi Sri sebagai simbol ibu bumi agar proses pengaliran air, persiapan tanah, penyemaian, penamanan, sampai panen padi di biara bebas dari halangan. Namun, sebelum memulai semua tahapan ritual tersebut, kami juga ‘nuwun sewu’ (permisi) kepada Dewa Bumi setempat, agar tahapan awal ritual ini dapat terlaksana tanpa ada halangan. Berikut tahap-tahap awal Ritual Padi yang dilakukan sebelum penanaman:
Upacara menjemput air di sumber air sebagai sumber kehidupan agar tanaman padi dapat tumbuh subur tanpa kekeringan.
Upacara meminta izin kepada Dewi Sri untuk memohon berkah beliau sebagai simbol ibu bumi sebelum memulai membajak atau mencangkul di sawah yang akan ditanami padi.
Upacara meminta izin kepada Dewi Sri dengan mencangkul sawah sebanyak tiga kali. Selain mohon izin untuk mulai mencangkul, kita juga memohon agar diberikan keselamatan selama proses mencangkul. Tanah/sawah yang akan dicangkul merupakan bagian dari alam semesta yang turut memberikan kehidupan bagi manusia dan makhluk lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting meminta izin untuk menghormati tanah melalui ritual seperti ini. Melalui ritual-ritual seperti ini, kita sebagai manusia belajar untuk hidup selaras dan seimbang dengan alam (baca: tidak ‘grusah-grusuh’).
Sebelum benih padi mulai disemai, benih padi tersebut diberkahi terlebih dahulu untuk memurnikan energi benih agar terhindar dari hal-hal buruk nantinya seperti gagal tumbuh dan tidak menghasilkan padi secara maksimal.
Pada tahapan ini, para petani memohon anugrah dan perlindungan kepada Dewi Sri selaku simbol dari Ibu Pertiwi (tanah) karena petani sudah mulai menanam benih. Pada tahapan penyemaian ini, petani juga memohon perlindungan lagi agar benih-benih ini dapat ditanam dan tumbuh dengan baik di atas Ibu Pertiwi.
Salah satu fungsi dari tahap-tahap dari ritual ini adalah supaya kita sebagai manusia lebih sadar akan segala tindak-tanduk yang dilakukan dalam melakukan sebuah kegiatan. Selain itu, tahapan ini adalah bentuk komunikasi manusia dengan alam, agar kita bisa hidup sejal
Bersambung
Lokah Samastah Sukhino Bhavantu,
Biara Indonesia Tusita Vivaranacarana Vijayasraya
Kadam Choeling Indonesia