Pada tanggal 25 dan 26 Agustus 2022, Y.M. Biksu Bhadra Ruci memberikan pengajaran Dharma dalam pabbajja Sramanera dan Upasika Atthangasila STIAB Smaratungga di Vihara Veluvana Boyolali. Y.M. Biksu Bhadra Ruci beserta anggota Sangha Vajrayana Indonesia memberikan menjelaskan Lamrim berdasarkan buku “Instruksi Guru yang Berharga” karya Phabongkha Rinpoche, sebuah peta yang bisa menuntun kita menuju pencerahan secara bertahap.
Pada tahap awal, Y.M. Biksu Bhadra Ruci yang biasa disapa “Suhu” memberikan penjelasan mengenai tiga jenis praktisi Buddhis berdasarkan motivasi mereka. Praktisi motivasi awal ialah seseorang yang berkeinginan untuk terlahir di alam bahagia setelah kehidupannya saat ini. Seorang Buddhis pastinya tak asing dengan kelahiran kembali dan keberadaan alam-alam lain selain alam manusia. Kita tahu tentang alam-alam rendah seperti neraka, hantu kelaparan, dan binatang. Ketika kita tak hati-hati dengan kehidupan sekarang ini, kita bisa terjatuh ke alam rendah. Perbuatan baik menuntun kita ke alam bahagia dan perbuatan jahat menuntun kita ke alam rendah.
Jika kita takut akan kejatuhan ke alam rendah, kita tentu perlu mencari sebuah perlindungan untuk mengatasi hal tersebut. Itulah sebab utama ber-Trisarana alias berlindung dan menumbuhkembangkan keyakinan pada 3 permata (Buddha, Dharma, dan Sangha). Pada topik Tisarana, alasan untuk berlindung ini dijelaskan secara lengkap. Peserta diajak untuk berpikir kritis mengenai topik ini. Setelahnya, masing-masing peserta diberi waktu untuk membaca secara mandiri mengenai kualitas masing-masing permata.
Praktisi motivasi menengah ialah seseorang yang berkeinginan untuk keluar dari samsara. Ia sadar bahwa meski di kelahirannya setelah ini ia bisa lahir di alam tinggi, tidak ada jaminan kelahiran berikutnya ia bisa tetap di alam tinggi. Mahkluk dengan motivasi menengah pun mengembangkan penolakan samsara dalam dirinya. Mereka berjuang dengan sekuat tenaga untuk membebaskan dirinya sendiri dari siklus tumimbal lahir yang tak berujung itu. Suhu menjelaskan bahwa motivasi menengah inilah yang dikenal sebagai jalan Hinayana yang menghasilkan Sravaka Buddha dan Pratyeka Buddha.
Praktisi motivasi agung ialah seseorang yang berkenginan untuk keluar dari samsara tak hanya seorang diri, tetapi bersama-sama dengan semua mahkluk. Inilah yang dikenal sebagai Mahayana. Pencapaian tertingginya ialah menjadi Sammasambuddha. Suhu menekankan bahwa perbedaan praktisi Hinayana dan Mahayana ada pada Bodhicitta atau batin pencerahan, yaitu tekad meraih Kebuddhaan untuk menolong semua mahkluk. Beliau juga menjelaskan bahwa seorang Mahayana perlu memiliki batin seluas samudera agar bisa menampung banyak mahkluk dalam batinnya.
Pada hari terakhir sesi pengajaran Dharma, Y.M. Suhu mengajak peserta untuk meditasi Lamrim dan menuntun mereka dalam perenungan bertahap untuk membangkitkan Bodhicitta. Sesi ditutup dengan pembagian stupika/tsa-tsa Buddha dan foto bersama.
Semoga penjelasan yang diberikan Y.M. Biksu Bhadra Ruci dapat memberikan gambaran jelas dalam perjalanan spiritual para pejuang samsara ini. Semoga semakin banyak yang terinspirasi memasuki jalan pabbajita.