Hari Sabtu lalu, 22 April 2017, Drepung Tripa Khenzur Rinpoche memberikan pengajaran dengan topik “Dharma: Tak Bernilai atau Tak Ternilai”* dalam acara One Day Dharma Talk di Grand Auditorium Universitas Bunda Mulia, Jakarta.
Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Drepung Tripa Khenzur Rinpoche Indonesia Visit 2017 dan turut dihadiri oleh Direktur Pendidikan dan Urusan Agama Buddha pada Dirjen Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Drs. Supriadi M.Pd dan kepala Pusdiklat Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling, Y.M. Biksu Bhadra Ruci, serta dibuka oleh penampilan dari musisi dan pencipta lagu Buddhis sekaligus presiden direktur Nuansa Musik, Irvyn Wongso.
Drepung Tripa Khenzur Rinpoche memberikan ajaran berdasarkan penjelasan yang pernah disampaikan oleh Yang Maha Suci Dalai Lama XIV. Penjelasan ini dibuka dengan definisi Dharma yang berasal dari Bahasa Sansekerta (atau Choe dalam bahasa Tibet), artinya “mencakup semua fenomena”. Dharma yang juga dapat diartikan sebagai kebenaran yang mampu menghilangkan ketakutan akan samsara atau penderitaan di alam-alam rendah jika tertanam dalam kesinambungan batin.
Dharma sangatlah luas dan bisa ditemukan dalam ajaran agama lain seperti Kristen, Katholik, Islam atau Hindu dalam bentuk ajaran tentang kesabaran, kemurahan hati, dan kualitas bajik lainnya. Karena perannya dalam menghilangkan ketakutan paling mendasar inilah, maka Dharma menjadi sangat berharga dan tak ternilai